Belakangan ini, stunting menjadi salah satu topik pembicaraan yang banyak diperbincangkan oleh pada orang tua. Sebab, pertumbuhan anak tidak hanya dilihat dari berat badan saja, tetapi juga tinggi badan. Pasalnya, tinggi badan termasuk faktor yang menandai stunting serta menjadi tanda apakah nutrisi anak sudah tercukupi atau belum.
Stunting adalah kondisi ketika anak mengalami gangguan pertumbuhan yang menyebabkan tinggi badan anak lebih pendek jika dibandingkan dengan anak seusianya. Stunting dapat terjadi ketika asupan gizi anak tidak terpenuhi. Sebagian orang tua mungkin tidak mengetahui jika tubuh yang pendek menjadi tanda adanya masalah gizi kronis pada pertumbuhan si kecil, termasuk stunting.
Namun, perlu bunda ingat bahwa anak yang pendek tidak selalu menandakan ia mengalami stunting. Seorang anak dapat dikatakan stunting apabila tinggi badannya menunjukkan di bawah angka -2 dalam standar deviasi (SD). Penilaian status gizi dengan standar deviasi tersebut biasanya menggunakan grafik pertumbuhan anak (GPA) yang ditetapkan WHO (World Health Organization).
Menurut hasil Riskesdas 2018 jumlah penderita stunting di Indonesia terus menurun. Meski begitu, langkah pencegahan stunting tetap perlu dilakukan. Apa saja caranya? Simak pada ulasan berikut ini.
Penyebab Stunting pada Anak
Di bawah ini adalah 2 faktor utama yang menjadi penyebab stunting pada anak:1. Kebutuhan Gizi yang Tidak Tercukupi selama hamil
Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan, sekitar 20% stunting sudah terjadi sejak bayi berada di dalam kandungan. Hal ini disebabkan oleh asupan gizi ibu hamil yang tidak tercukupi dan tidak berkualitas sehingga nutrisi yang diterima janin lebih sedikit. Akibatnya, pertumbuhan janin mulai terhambat dan berlanjut hingga kelahiran.2. Kebutuhan Gizi Anak Tidak Tercukupi
Stunting juga dapat terjadi akibat asupan gizi anak yang tidak tercukupi saat berusia di bawah usia 2 tahun. Gizi yang tidak tercukupi bisa disebabkan oleh posisi menyusui yang kurang tepat, tidak memberikan ASI atau makanan pendamping ASI (MPASI) yang tidak berkualitas.Ciri-Ciri Stunting pada Anak
Selain tinggi badan yang lebih pendek dari anak seusianya, ada beberapa ciri lain yang menandakan anak mengalami stunting, yaitu:a. Pertumbuhan lebih lambat
b. Wajah terlihat lebih muda dari anak seusianya
c. Pertumbuhan gigi terlambat
d. Sulit berkonsentrasi
e. Pada usia 8-10 tahun, anak menjadi lebih pendiam dan tidak banyak berinteraksi dengan orang di sekitarnya
f. Berat badan yang tidak naik
g. Anak mudah terserang penyakit
Cara Pencegahan Stunting
Stunting pada anak bisa berlanjut hingga ia dewasa. Sebelum berdampak pada tumbuh kembang anak secara menyeluruh, ada baiknya bunda mencegah stunting dengan beberapa upaya berikut ini:1. Memenuhi Kebutuhan Gizi sejak Hamil
Tindakan yang cukup ampuh untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi asupan gizi sejak masa kehamilan. Lembaga kesehatan Millenium Challenge Account Indonesia (MCA) menyarankan, agar ibu hamil selalu mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, mengonsumsi suplemen kehamilan dan selalu rutin memeriksakan kesehatan dengan dokter kandungan atau bidan.2. Berikan ASI Eksklusif hingga Bayi Berusia 6 Bulan
Ahli gizi dari Universitas Hohenheim, Jerman, mengungkapkan bahwa ASI mampu mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi yang cukup lengkap di dalamnya. Kolostrum dan protein whey yang terdapat pada ASI juga dinilai mampu meningkatkan daya tahan tubuh bayi yang lebih rentan terserang virus.3. Berikan Makanan Pendamping ASI (MPASI)
Saat si kecil sudah menginjak usia 6 bulan keatas, maka bunda sudah bisa memberikan makanan pendamping ASI atau MPASI pada si kecil. Namun, pastikan makanan yang bunda pilih dapat memenuhi gizi yang sebelumnya berasal dari ASI. WHO juga merekomendasikan untuk selalu menambahkan nutrisi ke dalam makanan si kecil.4. Selalu Pantau Tumbuh Kembang Anak
Sebagai orang tua, memantau tahapan tumbuh kembang anak adalah suatu hal yang perlu dilakukan. Bunda bisa membawa si kecil secara berkala ke posyandu atau pelayanan kesehatan lain. Sehingga, akan lebih mudah bagi bunda untuk mengetahui pertumbuhan si kecil serta mengetahui masalah kesehatan yang terjadi agar segera diberikan penanganan.5. Selalu Menjaga Kebersihan Lingkungan
Anak-anak sangat rentan terkena penyakit, terutama bila lingkungan sekitar mereka kotor. Secara tidak langsung, kondisi ini menjadi faktor risiko meningkatnya stunting pada anak. Sebuah studi pada Harvard Chan School menyebutkan bahwa diare juga menjadi faktor penyebab stunting pada anak yang datang dari lingkungan kotor.Itulah beberapa upaya pencegahan stunting yang bisa bunda lakukan. Jika bunda merasa proses tumbuh kembang si kecil mengalami hambatan, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter anak untuk segera diketahui penyebabnya dan diberikan penanganan yang tepat.